Minggu, 16 Maret 2014

Ayah

Ayah maafkan putrimu jika belum bisa membuatmu bangga sepenuhnya dan membantumu meringankan beban . .
Saat ini hanya bisa merepotkanmu, tapi ku tahu itu adalah tugas seorang pemimpin keluarga memberikan nafkah . .Lebih dari itu yang aku rasakan ayah . .aku bangga memilikimu….
Ada sebuah cerita tentang ayah . .
Suatu ketika, seorang anak perempuan bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut dan badannya yang bungkuk, disertai suara batuk-batuk. Anak perempuan itu bertanya kepada ayahnya, "Ayah, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah yang kian hari kian tbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.Ayahnya menjawab, "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban ayahnya. Anak perempuan itu berguman, "Aku tidak mengerti ayah". Jawaban ayahnya itu membuatnya tercenung rasa penasaran.Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak perempuan itu, Kemudian ditepuklah bahunya sambil berbisik, “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki."
Bisikan ayahnya tersebut, membuat anak perempuan itu bertambah bingung.
Karena penasaran, anak perempuan itu menghampiri ibunya lalu bertanya, "Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut dan badannyabungkuk? Tapi Ayah sepertinya Ayah tidak mengeluh dengan keadaannya itu. Tidakada keluhan dan rasa sakit?"
Ibunya menjawab: "Anakku, seorang laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan mengalami hal demikian."
 Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak perempuan itu pun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi sejauh ini dia tetap belum menemukan atas rasa penasarannya.
Hingga pada suatu malam, anak perempuan itu bermimpi.
Di dalam mimpi itu dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat yang merupakan jawaban atas rasa penasarannya selama ini.
Saat Tuhan menciptakan Laki-laki, Tuhan membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga.
 Dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh, dan terlindungi.
Tuhan menciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan keperkasaanya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. Tuhan memberikan kemauan kepadanya agar selalu berusaha mencari nafkah yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya yang tidak puas atas hasil jerih payahnya itu.
Tuhan meberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah. Demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari. Demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan tersiram hujan serta terterpa hembusan angina. Dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya. Ia hanya mengigat disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya.
Tuhan memberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan.
Tuhan memberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, dalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal kasih sayangnya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat anak-anaknya tertidur lelap. Sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara.
Tuhan memberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi.
Tuhan memberikan kerutan diwajahnya untuk menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya piker dan tenaganya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup bahagia. Badannya yang bungkuk adalah bukti bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.
Tuhan memberikan kepada laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia dan Akhirat."
Terbangunlah anak perempuan itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia menghampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri, anak perempuan itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya.
"Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah".
Pesan : Seringkali kerja keras seorang ayah tak pernah dihargai karena dipikir itu adalah sebuah kewajiban. Padahal di balik kewajiban yang memang sudah kodrat dan tugas seorang ayah, sesungguhnya dunia ini memiliki banyak keajaiban, Segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah.
Sumber : Destiani, Deassy M 2013. Bukan Untuk Dibaca. Hal 48-52

Tidak ada komentar: