Ayah maafkan putrimu jika belum bisa membuatmu bangga sepenuhnya dan membantumu meringankan beban . .
Saat
ini hanya bisa merepotkanmu, tapi ku tahu itu adalah tugas seorang
pemimpin keluarga memberikan nafkah . .Lebih dari itu yang aku rasakan
ayah . .aku bangga memilikimu….
Ada sebuah cerita tentang ayah . .
Suatu
ketika, seorang anak perempuan bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa
sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut
dan badannya yang bungkuk, disertai suara batuk-batuk. Anak
perempuan itu bertanya kepada ayahnya, "Ayah, mengapa wajah ayah kian
berkerut dan badan ayah yang kian hari kian tbungkuk?" Demikian
pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.Ayahnya
menjawab, "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban ayahnya. Anak perempuan
itu berguman, "Aku tidak mengerti ayah". Jawaban ayahnya itu membuatnya
tercenung rasa penasaran.Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya
rambut anak perempuan itu, Kemudian ditepuklah bahunya sambil berbisik,
“Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki."
Karena
penasaran, anak perempuan itu menghampiri ibunya lalu bertanya, "Ibu
mengapa wajah ayah menjadi berkerut dan badannyabungkuk? Tapi Ayah
sepertinya Ayah tidak mengeluh dengan keadaannya itu. Tidakada keluhan
dan rasa sakit?"
Ibunya menjawab: "Anakku, seorang laki-laki yang
benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan
mengalami hal demikian."
Hanya itu jawaban Sang Bunda.
Anak perempuan itu pun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi sejauh ini dia tetap belum menemukan atas rasa penasarannya.
Hingga pada suatu malam, anak perempuan itu bermimpi.
Di
dalam mimpi itu dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas
sekali. Kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu
rangkaian kalimat yang merupakan jawaban atas rasa penasarannya selama
ini.
Saat Tuhan menciptakan Laki-laki, Tuhan membuatnya sebagai
pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga.
Dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh, dan terlindungi.
Tuhan
menciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang
menghidupi seluruh keluarganya dan keperkasaanya harus cukup kuat pula
untuk melindungi seluruh keluarganya. Tuhan memberikan kemauan kepadanya
agar selalu berusaha mencari nafkah yang berasal dari tetesan
keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak
terlantar, walaupun dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya yang tidak
puas atas hasil jerih payahnya itu.
Tuhan meberikan keperkasaan
dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah. Demi
keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari. Demi
keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan tersiram hujan
serta terterpa hembusan angina. Dia relakan tenaga perkasanya terkuras
demi keluarganya. Ia hanya mengigat disaat semua orang menanti
kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya.
Tuhan
memberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat
dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya
keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan
kesakitan.
Tuhan memberikan perasaan keras dan gigih untuk
berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, dalam
kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya
melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal kasih sayangnya itu pula
yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat anak-anaknya
tertidur lelap. Sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan
bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara.
Tuhan
memberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan
pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya,
Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani dan bersama-sama
menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali
kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada
istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi
serta saling menyayangi.
Tuhan memberikan kerutan diwajahnya untuk
menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya piker
dan tenaganya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa
hidup bahagia. Badannya yang bungkuk adalah bukti bahwa sebagai
laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya,
senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya,
kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.
Tuhan
memberikan kepada laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin
keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki,
walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia dan
Akhirat."
Terbangunlah anak perempuan itu, dan segera dia berlari,
berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia menghampiri
bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri, anak
perempuan itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya.
"Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah".
Pesan :
Seringkali kerja keras seorang ayah tak pernah dihargai karena dipikir
itu adalah sebuah kewajiban. Padahal di balik kewajiban yang memang
sudah kodrat dan tugas seorang ayah, sesungguhnya dunia ini memiliki
banyak keajaiban, Segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak
satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah.
Sumber : Destiani, Deassy M 2013. Bukan Untuk Dibaca. Hal 48-52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar